Mencintai Pekerjaan Kita

Terketik di bawah mendung malam jumat hari terakhir bulan Mei dan di atas genting asrama tercinta. Malam ini aku ingin merenungi hidup ini mengenai belajar mencintai pekerjaan sesuai yang telah aku janjikan di atas.



Bekerja, untuk apa sih kita harus bekerja?? Dan apa makna bekerja itu sendiri?? Dan hingga dimana kita akan bekerja nantinya?? Hmmm.. bingung sendiri dengan pertanyaanku. Yes, bekerja. Tulisan ini akan aku coba uraikan dari sudut pandang pengalamanku sendiri selama telah merasakan dunia pekerjaan seperti apa, terutama ketika kita bekerja disaat kita juga masih kuliah.


Sebelumnya aku ingin sedikit bercerita apa sih pekerjaanku. Aku bekerja –setidaknya aku menganggap seperti itu meskipun bukan benar-benar bekerja- di salah satu LBB di Surabaya sebagai tentor matapelajaran matematika elemantary. Wuisss gaya.... maksudnya matematika untuk anak-anak SD. Pada dasarnya aku ingin partime sebagai tentor karena aku ingin mecari pengalaman, tetapi kenyataannya ada beberapa motif mengapa aku mencoba bekerja. Pertama karena aku memang suka mengajar, suka bergaul dengan anak-anak kecil. Kedua, karena aku ingin sedikit mengalihkan perhatianku dari kegiatan kuliah yang sangat amat membosankan menurutku. Dan yang terakhir juga karena aku ingin mendapat tambahan uang saku. Dari berbagai motif inilah yang akhirnya akan menjadi sebuah cerita akan arti mencintai pekerjaan yang hal ini nantinya akan sangat berpengaruh pada gairah bekerja itu sendiri untuk memperoleh dari tujuan bekerja itu sendiri pula.

Bekerja itu tidak hanya serangkaian aktivitas fisik dan otak dimana kita mentranferkan energi kepada objek pekerjaan kita. Tetapi lebih jauh lagi bekerja juga merupakann aktivitas batin. Di sini kita dituntut kontrol emotion dalam mengatasi pelbagai masalah, kerja ikhlas, dan bekerja dengan senang hati. Kerja ikhlas dan senang hati inilah yang menurut saya energi utama dari cinta dan gairah kerja itu sendiri. Selama ini saya merasa berat ketika harus menghadiri jadwal mengajar saya hingga akhirnya aku sering sengaja telah ketika datang. Ini jelas salah... setelah aku renungi ternyata benar-benar ada yang salah dalam diri ini. Selama ini motif utamaku masih terkungkung pada persoalan materi. Memalukan memang, tetapi wajar bukan bagi seseorang yang masih pada tahap belajar hidup??? Dari motif inilah energiku lemah karena memang dari segi materi pekerjaan ini dihargai murah. Ketika motif saya hanya karena materi, saya merasa buat apa susah-susah/serius ngajar?? Yang penting absent bukan?? Astagfirullah... setelah saya rasakan hal ini justru serasa menyiksa saya. Ternyata taraf hidupku masih sangat rendah yang mana dalam hidup ini ukuran materi masih menjadi tujuan utamaku. Padahal Allah pernah berfirman yang mana saya lupa surat dan ayat berapa tetapi kira-kira maksudnya seperti ini bahwa janganlah dalam hidup ini dunia menjadi tujuan utamamu. Dunia....dunia ternyata masih sangat lekat menghiasi aktivitasku.

Dari rasa yang tidak beres ini saya teringat dan langsung mencoba mengenai kerja ikhlas. Bagaimana ketika saya datang saya mencoba sekuat-kuatnya memantabkan hati ini bahwa saya berangkat mengajar bukan untuk mencari duit, tetapi tujuan utamanya adalah mencari pengalaman dan berbagi ilmu, lillahitaAllah... wuisss. Sampai ditemapat aku senyum-senyum dan menyapa teman-teman tentor yang lain dengan ramah dan sumringah. Eh ternyata kerja itu bahagia, pikirku sesaat saat itu. Di depan murid aku mencoba membuka dengan penuh semangat dan senyum, dan juga kesabaran ekstra untuk mengajar para adik-adik agar mau belajar. Ternyata indah juga rasanya. Kemudian aku mengajarnya dengan penuh semangat, ikhlas dan semangat hingga pulangnya aku merasa lega dan merasa juga ternyata kerja itu tidak melelahkan tetapi justru menyenangkan. Hahahahha... alhamdulillah.

Maka dari itu mencobalaha bekerja dengan ikhlas dan sabar yang dimulai dengan semangat dan senyuman insyaAllah pekerjaan seberat dan semembosankan akan terasa menyenangkan dan indah. Sekian... maaf jika tulisanku terasa  tergesa-gesa karena sudah ngantuk. Good night.

Alhamdulillah.....



2 komentar:

Anonim mengatakan...

bagus tulisannya... bisa dijadikan renungan :)

Anonim mengatakan...

wah.... bener sekali. dalam bekerja kita harus punya prinsip kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas

Posting Komentar