NEW GENERATION, REAL ACTION, FOR BETTER NATION
Pemuda
adalah energi bagi sebuah bangsa. Bangsa ini akan tetap ada selama masih ada
pemudanya yang siap sedia setiap mengabdi. Banyak hal yang harus dilakukan
pemuda Indonesia saat ini untuk memperbaiki berbagai carut marut keadaan
bangsa. Hal tersebut harus kita mulai sejak dini. Kita bisa menyusun berbagai
visi dan misi bagi diri kita sendiri untuk menyumbang peran dalam membangun
bangsa ini. Hal tersebut bukan berarti cukup berhenti dalam wujud visi dan misi
tetapi juga dengan serius harus diaplikasikan dalam bentuk tindakan konkrit. “Vision without action is only a dream,
action without vision is only merely passing out of time, but vision with
action can definitely change the world!”
Kalimat di atas
mungkin bisa menjelaskan secara gamblang apa itu visi, mimpi, dan pentingnya
sebuah action (tindakan).
Jika visi hanya berbentuk imajinasi tanpa didukung action, maka
itu seperti mimpi di siang bolong. Sebuah action tanpa adanya
visi yang jelas pun hanya akan membuang waktu alias useless. Tapi
jika sebuah visi diikuti oleh sebuah action, maka semua impian akan mampu
diwujudkan.
.
Dalam menggapai
sebuah mimpi, sudah pasti ada harga yang harus dibayar dengan menjalani proses
perealisasiannya, yaitu usaha, kerja keras dan doa. Ini adalah harga mutlak
yang sama sekali tidak bisa ditolak. Allah SWT pun sudah mengingatkan
bahwa setiap perubahan harus dimulai dari dalam diri manusia itu sendiri, “Sesungguhnya
Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sampai mereka merubah sendiri
keadaan yang ada pada diri mereka.” (QS.
Ar-Ra’d : 11)
Seorang guru (ustadz) masuk kelas ia membawa parang tumpul
yang karatan dan sebilah kayu keras. Kemudian ia memotong kayu itu dengan
sekuatnya, terlihat ia mengalami kesusahan tapi ia terus memotong kayu itu dan
akhirnya kayu itupun putus dua. Adegan guru memenggal kayu dengan parang tumpul
di hari pertama masuk sekolah itu merupakan potongan dari film Negeri lima
menara. Film yang syarat pembinaan mental buat anak-anak muda agar jangan mudah
mundur dan pantang menyerah.
Parang tumpul yang karatan itu menggambarkan bahwa dalam
kondisi apapun setiap orang harus berusaha tanpa mengenal kata susah dan alasan
yang menjatuhkan mental. Dan Kayu keras yang putus dua oleh parang tumpul itu
menggambarkan apa saja bisa terjadi asal jangan mengenal kata menyerah. Manjada
wajadda (siapa bersungguh-sungguh akan berhasil ) ini juga terjadi dengan teman
sekaligus tetangga saya .Berbekal ke ahlian membuat tahu tek-tek (kadang
disebut juga tahu goreng) ia merantau ke Kaltim (tarakan) kemudian ia berjualan
tahu tek-tek dorong. Dan sekarang ia tetap berjulan tahu tek-tek tapi ia sudah
memiliki rumah dengan harga 250 juta dengan style modern dan dapat
menyekolahkan anak-anaknya disekolah negeri.
Ada lagi saudara saya yang memilki ke ahlian ilmu komputer, program
disign dan sekarang memiliki perusahaan dengan omset puluhan juta perbulan
dengan cabang di berbagai tempat dengan nama Bornis. Menurut pemilik Bornis ini
ia mengawali semua usahanya dengan kamera pinjaman dan Video shoting
pinjaman.Tapi ia pantang menyerah dan fokus dan sekarang ia menggapai kejayaan
itu di usia muda. Belum puas, ada lagi contoh, teman saya yang guru ngaji asal
Ponpes tanah jawa. Pertama ia mengajar di Al Irsyad Tarakan, tapi tidak ada
perkembangan. Kemudain ia pindah mengadu nasif le Tawau (Sabah Malaysia). Disana
ia mengajar ngaji secara privat dan berjualan kerupuk dengan harga seringgit
satu Plastik. Ia terus melakukan itu dengan sabar sambil mencari peluang untuk
merubah keadaan. Itu terjadi dari tahun 1995 sampai tahun 2002. Dan sekarang ia
sudah punya istri di Malaysia, anak dan rumah serta sebuah mobil untuk
mengantar ia melakukan kegiatan mengajar dan sekaligus menjadi Imam disalah
satu Masjid di sana. Kabar lainnya yang saya dengar ia telah menjadi warga
Negara negeri jiran itu.
Bayangkan kalau ia tidak berani merantau dan sedih dengan
sekolahnya yang hanya dari pasantren. Kondisinya bisa jadi tidak berubah dan
hanya menjadi tokoh agama dikampungnya. Informasi terbaru beberapa minggu saat
saya menulis tulisan ini, ia bersama-sama rekannya yang peduli dengan
perkembangan agama berencana buka ponpes disana.
Ketiga mereka yang
telah diceritakan diatas sebenarnya memiliki ilmu yang maha dashsyat yang
terpendam dihati dan menjadi tenaga yang maha dahsyat untuk menghadapi
tantangan hidup. Ilmu itu bernama Manjaddawajadda, siapa bersungguh-sungguh
maka ia akan berhasil. Contoh lainnya, anak kecil usia 7 sampai dengan 10 bulan
berusaha mati-matian untuk belajar berjalan. Caranya, ia terlebih dahulu
belajar berdiri dan usahanya kadang membuat ia cedera tapi ia terus berusaha
dan itu membutuhkan waktu yang lama. Setelah ia mampu berdiri kemudian ia
belajar berjalan dan kembali usaha itu membuat ia kembali terjatuh dan membuat
ia menangis. Berhentikah ia belajar berjalan? tidak..! ia terus belajar
berjalan sampai ia mampu berjalan.Walau dari belajar berdiri dan belajar
berjalan itu ia mengalami jatuh dan merasa sakit, ia terus melakukannya sampai
ia meraih keinginnya.
Pengusaha Top baik sekala dunia dan dalam negeri yang sukses
juga memilki ilmu manjaddawajadda ini walau mereka tidak mengetahui mentra
manjadawajadda itu sendir.Tapi ruh itu mengrsital dan menjadi benteng dalam mengahrungi
kerasnya dunia usaha.
Mari kita kaji sedikit kalimat usaha sungguh-sungguh maka
akan berhasil :
1. Usaha sungguh-sungguh, kalimat ini memberikan signal bahwa dalam berusaha pasti ada batu sandungan, bukit tinggi, cadas, lorong gelap dan tebing yang curam. Ini merupakan proses standar dalam menuju sukses.Siapapun dia kalau ingin berhasil dalam usaha apa saja pasti mengalami proses standar ini. Nah..dalam proses mengalami bantu sandungan ini kadarnya yang beda-beda alias ada yang kadar kecil dan ada yang besar. Disinilah usaha sungguh-sungguh atau mantra manjaddawajadda itu mengambil peran, ia tidak akan mundur dan terus maju betapun luar biasannya batu sandungan itu. Kemampuan bertahan dalam situasi sulit ini sangat penting karena (mengutif bahasa AA Gym) kemampuan kita mengolah masalah selalu terlambat dikarena derasnya masalah yang timbul dalam berbagai bentuknya. Jurusnya hanya satu bertahan sekuatnya sambil mencari jalan keluar.
1. Usaha sungguh-sungguh, kalimat ini memberikan signal bahwa dalam berusaha pasti ada batu sandungan, bukit tinggi, cadas, lorong gelap dan tebing yang curam. Ini merupakan proses standar dalam menuju sukses.Siapapun dia kalau ingin berhasil dalam usaha apa saja pasti mengalami proses standar ini. Nah..dalam proses mengalami bantu sandungan ini kadarnya yang beda-beda alias ada yang kadar kecil dan ada yang besar. Disinilah usaha sungguh-sungguh atau mantra manjaddawajadda itu mengambil peran, ia tidak akan mundur dan terus maju betapun luar biasannya batu sandungan itu. Kemampuan bertahan dalam situasi sulit ini sangat penting karena (mengutif bahasa AA Gym) kemampuan kita mengolah masalah selalu terlambat dikarena derasnya masalah yang timbul dalam berbagai bentuknya. Jurusnya hanya satu bertahan sekuatnya sambil mencari jalan keluar.
2.
Berhasil, kata ini dapat diartikan dalam dua dimensi
a. Berhasil dalam arti ia mampu
bertahan walau ujian itu mengalami proses panjang menuju titik akhir .
b. Berhasil, ia mampu mencapi titik
tujuan dengan sangat cepat dan mampu menghalau ujian dengan sangat baik.
Maka dari
itu, sebagai generasi muda Indonesia. Tidak pantas kita hanya bertopang dagu
dan bermalas-malasan. Negara ini sedang membutuhkan kita. Rakyat Indonesia
menanti sumbangan positif dari anak-anak bangsa. Mungkin amanah yang otomatis
kita emban ini terasa berat, tetapi inilah tujuan hidup kita sebenarnya. Kita
ada karena kita akan memberikan sesuatu untuk dunia ini, jangan sampai
kehadiran kita tidak pernah memberikan manfaat dan sumbangsih untuk bangsa ini.
Terus kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas untuk membangun bangsa ini.
Semoga Allah Swt. meridhoi. Amiin.
0 komentar:
Posting Komentar